Gambar Mewarnai Pemandangan Alam
_mewarnai.webp)
Halaman unduh untuk gambar mewarnai Gambar Mewarnai Pemandangan Alam. Klik tombol di atas untuk mengunduh gambar dalam format PDF berkualitas tinggi, siap untuk dicetak dan diwarnai.
Gambar Mewarnai Terkait
Dongeng Terkait dari Blog
Sabana 2: Pertarungan Dua Singa - Dongeng
Meskipun monyet telah turun tahta dan Raja Singa kembali memimpin, usia tetap berjalan. Raja Singa semakin lemah. Langkahnya lamban, nafasnya pendek, dan taringnya mulai tumpul. Bahkan auman yang dulu menggetarkan savana kini hanya terdengar seperti gumaman berat. Di sisi lain, dari kejauhan, seekor singa muda terus memperhatikan. Ia kuat, cerdas, dan cepat. Tapi hatinya penuh keraguan. Ia adalah putra Raja Singa—ahli waris takhta sah, namun belum pernah merasa layak. Bukan karena ia tak mampu, tapi karena ia tak tega. "Bagaimana mungkin aku menantang ayahku sendiri? Ia pahlawan bagi seluruh savana," bisiknya pada dirinya sendiri, menatap kawanan yang semakin resah. Persediaan air berkurang, mangsa makin sulit ditemukan, dan kelompok singa dari wilayah sebelah mulai merambah masuk. Namun aturan di savana sangat jelas: Hanya singa terkuat yang layak memimpin. Takhta tak bisa diwariskan begitu saja. Pertarungan harus terjadi, walau hanya simbolik. Di bawah pohon baobab tua, seekor kura-kura bijak bernama Tumba mendatangi sang singa muda. "Kalau kau menunggu semua makhluk setuju dan semua rasa bersalah hilang, savana ini akan hancur duluan," ucap Tumba dengan lembut. "Ini bukan soal menggulingkan ayahmu. Ini soal menyelamatkan kawanmu, ibumu, dan seluruh kawanan dari kehancuran." Singa muda menunduk. "Tapi bagaimana kalau aku menyakitinya?" Tumba mengangguk pelan. "Seorang...
Baca Dongeng...Kiko Kucing dan Guguk yang Iri - Dongeng
Pada zaman dahulu kala, di sebuah rumah di pinggir hutan yang indah, tinggallah seekor kucing rumahan bernama Kiko dan seekor anjing penjaga bernama Guguk. Kiko tinggal di dalam rumah. Tidurnya empuk di atas sofa, kadang bahkan naik ke pangkuan manusia. Sementara itu, Guguk tinggal di halaman belakang, tidur di bawah pohon mangga atau di depan kandang ayam. Guguk sering duduk sambil menghela napas panjang. "Enak banget jadi kucing… bisa tidur di sofa, makan di mangkuk lucu, dielus-elus. Aku cuma dikasih tulang dan harus kehujanan." Kiko yang sedang rebahan di jendela mendengar gumaman itu. Dia mendekat dan berkata, "Eh Guguk, kamu kenapa sih ngomel-ngomel terus tiap aku lewat? Nggak capek iri terus?" "Iri? Ya jelas iri! Kamu enak banget, aku dari kecil di sini cuma jadi satpam, nggak pernah boleh masuk rumah!" keluh Guguk. Kiko duduk tenang di jendela, sambil membersihkan ekornya. "Memangnya kamu suka tidur di tempat yang sempit dan panas kayak aku? Nggak bisa lari-lari sepuasnya, harus jaga sopan, nggak boleh gonggong sembarangan." Guguk merenung. "Hmm… iya juga sih. Aku paling senang kalau lari di halaman, ngejar kupu-kupu, dan bikin kabur ayam tetangga." Kiko melanjutkan, "Lagian, kamu tahu kenapa kamu nggak boleh masuk rumah? Bukan karena kamu jelek...
Baca Dongeng...Sama-sama salah - Cerita Anak
Pagi itu, suasana kelas 4B sunyi sekali. Serius banget. Pak Guru baru saja membagikan soal ulangan Matematika. Semua murid menunduk, pensil menari-nari di atas kertas seperti sedang balet angka. Pak Guru berdiri di depan kelas dan berkata dengan suara tenang tapi mantap, "Kerjakan dengan tenang ya. Jangan ngobrol. Fokus." "Siap, Pak!" jawab murid-murid serempak seperti pasukan pramuka. Lima menit berlalu. Sunyi. Sepuluh menit. Hening. Lima belas menit... Tiba-tiba, dari baris tengah terdengar suara kecil tapi jelas.. dan sangat dramatis. "Aduh... ini soal nomor tiga kayak teka-teki nenek sihir!" Itu suara Joni. Si paling ekspresif. Si paling drama. Si paling... banyak komentar. Amin yang duduk di sebelahnya langsung menoleh dan membisik.. tapi keras, "Eh, kata Pak Guru jangan ngomong!" Joni manyun. “Nah, itu kamu juga ngomong sekarang.” Amin membela diri, “Lha aku ngomong buat negur kamu!” Joni mengangkat alis. “Tetep aja, suaranya keluar dari mulut. Namanya juga ngomong!” Amin nggak mau kalah, “Tapi aku ngomong demi ketenangan kelas!” “Alasannya keren, tapi tetep aja kamu ngomong!” balas Joni. Dari bangku belakang, tiba-tiba Dani nyeletuk sambil sok kalem, "Makanya, aku sih diem aja dari tadi." Joni dan Amin kompak menoleh, lalu menunjuk ke Dani, "Nah! Sekarang kamu juga ngomong!" Dani melongo. “Lho?! Aku...
Baca Dongeng...